Penemuan Fosil Manusia Purba Di Flores, NTT

Fosil "Hobbit" (Homo floresiensis) yang ditemukan di lokasi penggalian Meta Mange, Flores. (Reuters)
Penemuan Sebuah fosil Manusia Purba Homo Floresiensis yang dipublikasikan pada tahun 2004. Penemuan tersebut mengundang banyak perhatian Ilmuwan Dunia.
Sejumlah peneliti Indonesia dan Australia melakukan Riset gabungan yang kemudian memberi kesimpulan tentang kisah Evolusi manusia pada kurun waktu 18.000 hingga 30.000 tahun silam. Penemuan Homo Floresiensis memantik perdebatan Ilmuwan dunia. pasalnya, menurut beberapa ilmuwan, penemuan Homo tersebut dianggap memberi titik terang tentang jejak sejarah asal usul manusia modern di indonesia. Namun asumsi  itu tidak bisa dipastikan melihat ukuran Homo Floresiensis ini yang lebih kecil dari manusia modern. tingginya hanya mencapai sekitar 1 meter, karena tubuhnya yang mungil itu, Homo Floresiensis disebut juga Populer hobbit dari Liang Bua.
Homo Floresiensis atau Populer Hobbit Liang Bua ini ditemukan di Gua Liang Bua, Flores, Nusa Tenggara Timur. Letak Liang Bua Sekitar 15 Kilometer sebelah Utara Kota Ruteng, Kabupaten Manggarai. Karena itu Homo ini dikenal juga sebagai Manusia Liang Bua.
Nama Liang Bua yang disematkan pada situs di ketinggian 500-an meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut berasa dari bahasa Manggarai-Flores. Kata "Liang" berarti gua, sementara "Bua" bermakna dingin. Jadi, liang bua artinya adalah gua yang dingin. tirto. id.
Homo Floresiensis pertama kali ditemukan oleh R.P. Soejono dan Mike J. Morwood. berkat penggalian Liang Bua pada tahun 2003.Saat itu, Soejono dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional bekerja sama dengan Mike dari University of New England, Australia. tirto. id.
Penggalian arkeologis di Flores, tempat ditemukannya fosil Homo floresiensis.
Penemuan fosil Homo Floresiensis di situs Liang Bua pada tahun 2003 sebenarnya merupakan buah dari proses penelitian bertahap dalam rentang waktu puluhan tahun, sejak dasawarasa 1960-an.
Penelitian di situs Liang Bua pertama kali dilakukan pada sekitar tahun 1965, yakni oleh Theodore Verhoeven, seorang Pastor dari Belanda yang mengajar di Seminari Mataloko, Kabupaten Ngada, Flores Tengah, NTT.


Riset di situs yang sama lalu dilanjutkan oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) pada 1978 – 1989. Pada periode tersebut, penelitian di Liang Bua dipimpin oleh Profesor Soejono, yang kala itu menjabat Kepala Puslit Arkenas.
Setelah sempat vakum selama 12 tahun, penelitian di situs Liang Bua kembali dilanjutkan pada tahun 2001-2004. Riset kali ini dijalankan atas hasil kerja sama Puslit Arkenas dengan kampus dari Australia, Universitas New England.
Ciri-Ciri Homo Floresiensis:
Dari segi fisik, kerangka yang nyaris utuh tersebut diperkirakan milik manusia Homo Floresiensis, yang berjenis kelamin perempuan, dan sempat hidup hingga berusia 25-30 tahun.
Ciri fisik lainnya adalah memiliki tinggi badan hanya 106 cm (1,06 meter), tulang kaki dan tangan sangat kekar, bagian tengkorak berciri arkaik seperti tulang kening menonjol serta dahi miring ke belakang.


Volume otak Homo Floresiensis, berdasarkan temuan kerangka di Liang Bua, ditaksir sekitar 380 cm kubik (diukur dengan mustard seed) dan 417 cm kubik (diukur digital dengan CT scan).
Homo Floresiensis diketahui pula memiliki bagian wajah menjorok ke depan (prognath) dengan rahang yang kekar, serta tidak mempunyai dagu.
Homo Floresiensis diperkirakan Hidup pada 13.000 hingga 12.000 tahun lalu.

1 Comments

post your comment

Previous Post Next Post