Assalamualaikum Warrahmatullahi wabarakatuh….
Selamat berjumpa kembali dalam goresan admin kali ini.
Admin mau mengajak kita semua untuk sejenak merenung akan sosok ibu yang telah melahirkan dan
membesarkan kita dengan belas kasih yang tak terbilang..
Ketika membaca coretan ini bayangkan ibu teman-teman, tatap
matanya dalam-dalam….
INTERMISSION…………………………………………..
Ibu… yang mengandung kita selama 9 bulan 10 hari. Selama itu
kita digendong dalam perutnya, entah apa yang ia rasakan saat kita masih di
dalam sana. Entah seberapa berat beban yang ia pikul selama kita masih dalam
kandungannya, sakit yang ia rasakan saat itu kita tak pernah tahu. Entah berapa kali dia diguyur hujan deras,
entah berapa kali dia diterpa angin kencang entah berapa kali dia dibakar oleh
teriknya matahari. Selama 9 bulan 10 hari, kita tak pernah tahu yang ia
rasakan.
Ibu….. dia yang telah melahirkan kita ke dunia, atas cinta
dan belas kasihnya kita hadir dan menghirup udara di atas dunia ini. Entah
berapa lamanya rasa sakit yang ia rasakan saat hendak melahirkan kita, entah
seberapa berat bebannya saat itu. Tapi ia tak pernah menyerah walaupun hanya
berada di antara dua pilihan, Hidup atau Mati. Ia tak pernah menghiraukan
keselamatannya, tapi keselamatan kitalah yang paling ia harapkan, ia tak pernah
menghiraukan nyawanya yang yang terancam, tapi nyawa kitalah yang paling dia
utamakan. Dia selalu bergumam “ Ya Tuhan… Selamatkan bayiku, Selamatkan
anakku,selamatkan putraku, selamatkan putriku. Ya tuhan izinkan dia menghuni
duniamu, seandainya nyawanya bisa ditukar dengan nyawaku dan jika engkau ingin
mengambilnya kembali, ambil saja nyawaku Tuhan, cabut saja Nyawaku Tuhan,
anakku masih sangat ingin menikmati dunia-MU……”
Coba kita bayangkan, betapa ibu selalu menginginkan
keselamatan kita walaupun dirinya dalam keadaan tak menentu. Hanya untuk
melahirkan kita, nyawa dia pertaruhkan, hidupnya dia jadikan tumbal demi sebuah
kasih yang ia tanamkan untuk kita anaknya..
Dan kini kita sudah dewasa, mampu berbicara, mampu berjalan,
mampu melihat. Pernahkah kita ingat belasan tahun lalu, puluhan tahun yang
lalu, disaat kita dimanja, ditimang, dikecup mesra oleh ibu? Pernahkah kita
ingat betapa kita sangat menyusahkan ibu kita saat masih kecil? Pernahkah kita
ingat berapa kali kita merengek minta digendong, minta dikasih ini-itu?
Pernahkah kita ingat berapa kali kita diberi ASI hingga ulu hati sang ibu
begitu perih….
Ia tak pernah biarkan kita sedikitpun tertusuk duri,
sementara telapak kakinya dilumuri darah “ nak … jangan kau pikul kayunya nanti
pundakmu sakit, nanti kakimu luka kena duri, biar ibu saja yang pikul, biar ibu
saja yang tertusuk duri nak….”
Disaat wajah ibu kita mulai keriput, tergambar ada sejuta
kasih dimatanya yang mulai sayup, disaat ibu kita mulai berjalan bungkuk, masih
tergambar jelas sejuta cinta terpancar. Telapak kakinya yang penuh dengan luka
tertusuk duri bercerita tentang gigihnya perjuangannya membesarkan kita..
Mata ibu yang mulai menatap sayup, selalu terpancar sinar
yang begitu dikelilingi oleh ribuan kasih dan sayang, wajahnya yang lembut dan
mulai kusut adalah lambang kasih dan sayang yang tak akan pernah mati…
Pernahkah kita mendengar ibu meminta sedikit imbalan dari
itu semua, dari semua kasih yang telah dia berikan? Tidak temanku!!!! Dia hanya
selalu berdoa untuk kebahagiaan kita, tanpa mempedulikan dirinya, dia hanya
selalu mendoakan anaknya… anak… anak… dan anak…
Temanku…. Jangan biarkan air mata ibu tumpah karena
keserakahan kita, jangan biarkan tangis sedih menghampirinya, jika punya
sedikit rezeki buatlah ia tersenyum. Karena di masa tuanya ia selalu ingin
diperhatikan, sebagaimana kita pada waktu kecil dulu, dia selalu ingin dipuji,
sebagaimana kita selalu ingin dipuji dulu. Sulitkah itu untuk kita lakukan?
Kenapa kalau dengan ibu kita selalu kasar? Kalau dengan pacar kita bertekuk
lutut. Temankuu…. Bukan pacar yang melahirkan kita, bukan pacar yang menghibur
kita dulu, bukan pacar yang selalu memujimu dulu…… kenapa kita perlakukan ibu
layaknya pacar dan pacar adalah ibu..
Bukan pacar yang mempertemukan kita dengan ibu kita temanku,
tapi sebaliknya.
Mari kita selalu mendoakan ibu kita, agar selalu dan
senantiasa di jaga oleh Tuhan kita, semoga selalu sehat dan bagi teman-teman yang
sudah kehilangan bidadari itu, bagi teman-teman yang ibunya sudah mendahului mereka,
mari kita doakan agar ibunya selalu dalam keadaan bahagia di surga dan selalu
mencintai anak-anaknya….
MAAFKAN AKU IBU
Maafkan anakmu yang belum bisa memmbuat ibu bahagia,
Maafkan anakmu yang selalu membuatmu kecewa,,,
Maafkan buah hatimu yang belum bisa menghantarmu menuju
kebahagiaan…
Maafkan aku ibu,,,
Maafkan aku yang selalu mengeluarkan kata bernada kasar,,,
Maafkan anakmu yang selalu membanting pintu dihadapanmu,,
Maafkan anakmu yang selalu memberimu tekanan…….
Maafkan aku ibuu
I LOVE IBU
Marwandizz…………..
Mantap. Semoga Ibundanya Husnul Khatimah. Aamiin
ReplyDelete