Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh, bismillah.
Mari kita renungkan ibu kita yang sangat kita cintai, kasih dan sayang yang takkan pernah mati...
Ibu...Entah mengapa jemariku terasa rapuh untuk hanya sekedar menulis tentangmu, tentang rasa rindu yang ada untukmu. Ingatkah dahulu, bu? Pernah engkau bermimpi padaku, impian sederhana untukmemakai gigi palsu. Lalu kini engkau telah pergi meninggalkanku di saat aku mengumpulkan rezki untuk membeli itu, di saat aku belum sanggup untuk menjadi yatim piatu.
Ibu, aku rindu...
Rindu nasehatmu yang menjadikanku patuh.Rindu senyumanmu yang menyentuh kalbu.Rindu kasihmu yang membuat hati ini rasanya teduh.Ibu...Ada kah
sesuatu yang kini dapat kulakukan untukmu? Di mana ridha Allah mengalir
dalam tiap-tiap denyut nadimu. Apakah ada kesempatanku untuk menjadi
lelaki seperti yang kau suruh? Lelaki yang kuat namun berhati lembut,
itu 'kan yang kau mau? Sungguh, aku lelah tersenyum palsu seolah-olah
aku kuat tanpamu. Pada siapa lagi airmata ini mengadu, bu? Airmata yang
di kala hening mengalir selalu, airmata yang menetes saat bayangmu hadir
dalam mimpiku, airmata yang jatuh di saat hati merindukanmu.Ib u...Nantikanku
di batas waktu, di mana ruh yang lemah ini tak lagi mau bersatu dengan
tubuh, di kala jasad tak lagi dapat dibasuh air wudhu. Ibu, adakah
hari yang indah melebihi hari di kala tak lagi ada kata lelah dan luka
terpahat di sana?
Hari di mana kita bertemu dengan Allah Azza Wa Jalla, Dzat yang indah-Nya tak sanggup dilukis oleh kata-kata cinta.
Ibu...aku mencintaimu karena-Nya. Sungguh tak sanggup lagi kutuangkan apayang kini tengah terukir di dada, karena andai segala aksara kurangkai dengan mengingat satu wajah maka seketika itu pula airmata ini kian jatuh dan tertumpah.
Ibu...Entah mengapa jemariku terasa rapuh untuk hanya sekedar menulis tentangmu, tentang rasa rindu yang ada untukmu. Ingatkah dahulu, bu? Pernah engkau bermimpi padaku, impian sederhana untukmemakai gigi palsu. Lalu kini engkau telah pergi meninggalkanku di saat aku mengumpulkan rezki untuk membeli itu, di saat aku belum sanggup untuk menjadi yatim piatu.
Ibu, aku rindu...
Rindu nasehatmu yang menjadikanku patuh.Rindu senyumanmu yang menyentuh kalbu.Rindu kasihmu yang membuat hati ini rasanya teduh.Ibu...Ada
Hari di mana kita bertemu dengan Allah Azza Wa Jalla, Dzat yang indah-Nya tak sanggup dilukis oleh kata-kata cinta.
Ibu...aku mencintaimu karena-Nya. Sungguh tak sanggup lagi kutuangkan apayang kini tengah terukir di dada, karena andai segala aksara kurangkai dengan mengingat satu wajah maka seketika itu pula airmata ini kian jatuh dan tertumpah.